Mendengarlah..!!!

AIlah, dalam berbagai firman-Nya, memerintahkan pada manusia untuk mendengar. Sekurang - kurangnya, kita dapat menemukan 145 ayat dalam Al-Qur'an, dengan berbagai varian tentang mendengar. Bahkan, dalam banyak firman pula, Allah berkali - kali memperingatkan dengan kalimat yang tegas. "Apakah kamu tidak mendengar?"


Sungguh, mendengar ternyata jauh lebih sulit daripada bicara. Mendengar, tidak saja membuka telinga lebar-lebar dan mempersilakan suara untuk masuk ke dalamnya. Tapi, mendengar juga meminta dan mensyaratkan sesuatu yang mutlak, dan itu adalah diam. Sebab, tak mungkin seorang manusia mampu mendengar secara maksimal jika hasratnya untuk berbicara tak bisa ia kalahkan.


Rasulullah juga demikian. Beliau meminta umatnya untuk berkata baik dan benar atau diam. Artinya, mendengar lebih baik daripada bicara tentang sesuatu yang tak baik, apalagi tak benar.


Tapi hari-hari ini, justru kita mendapat pertunjukan yang sama sekali kontra dengan perintah Allah untuk mendengar dan anjuran Rasul untuk berkata yang baik dan benar. Manusia, seolah saling berlomba untuk berbicara, dan lupa mendengar. Orang – orang bersaing membuat pernyataan, dan telinga mereka sudah lupa apa fungsinya. Begitu juga mereka yang disebut tokoh, saling adu keras suara menyatakan pikiran yang sama sekali belum tentu kebaikannya, pun kebenarannya.


Manusia lupa mengajarkan pada dirinya sendiri tentang kebaikan mendengar. Mereka tak ingat lagi bagaimana caranya mendengar. Bahkan, tanpa sadar, kita tak lagi peduli apa makna telinga. Padahal, jumlah telinga yang dua dan mulut yang hanya satu, adalah isyarat tersendiri dari Sang Pencipta, agar manusia lebih banyak mendengar dan sedikit bicara.


Mendengarlah ...
Begitu banyak suara yang harus kita dengar. Begitu banyak peristiwa yang harus kita dengar. Begitu banyak kesengsaraan yang mengetuk-ngetuk untuk kita dengar. Begitu banyak tangis dan keluh yang harus kita dengar.


Bersabarlah untuk tidak terlalu nafsu berbicara. Sebab, keinginan berbicara selalu mengalahkan kemampuan untuk mendengar. Sebab, setiap kali kita lebih banyak bicara, semakin bertambah kemungkinan bersalah.


Mari belajar mendengar. Karena begitu banyak yang harus kita perhatikan, jauh lebih banyak dari sesuatu yang harus dikomentari. Mari belajar mendengar. Karena kekuatan kita sebagai manusia, kian terasah. Dan kemanusiaan kita kian baik ketika kita membuka telinga lebar-lebar. Tidak untuk masuk telinga kiri dan keluar kanan, tapi untuk menggerakkan hati dan memberikan yang terbaik pada seluruh alam .

Mendengarlah...!!!

1 komentar:

Media Kedua 20 Desember 2008 pukul 21.50  

mari kita gunakan telinga kita untuk mendengar hal hal yang berguna...

http://fajrifm.com streaming radio dakwah islam, insya Alloh sarana yang baik untuk di dengarkan

Betapa inginnya kami agar umat ini mengetahui bahwa mereka lebih kami cintai daripada diri kami sendiri. Kami berbangga ketika jiwa-jiwa kami gugur sebagai penebus bagi kehormatan mereka, jika memang tebusan itu yang diperlukan. Tiada sesuatu yang membuat kami bersikap seperti ini, selain rasa cinta yang telah mengharu-biru hati kami, menguasai perasaan kami, memeras habis air mata kami, dan mencabut rasa ingin tidur dari pelupuk mata kami. Sungguh, kami berbuat di jalan Allah SWT untuk kemaslahatan seluruh manusia, lebih banyak dari apa yang kami lakukan untuk kepentingan diri kami. Kami adalah milik kalian wahai saudara-saudara tercinta. Sesaat kami tak akan pernah menjadi musuh kalian. [Hasan Al-Banna]




Hidup mengajari kita tentang makna bersyukur di fajar hari, juga tentang kerja keras di terik siang, tersenyum saat senja menjelang, serta merasa damai ketika terlelap dalam malam. DIA tahu lelahnya ragamu hari ini, DIA juga tahu berkurangnya jatah bersantai yang harus kau nikmati. DIA sangat tahu, bahkan lebih dari yang kau tahu, tapi kau harus tetap tersenyum, karena ternyata senyummu telah terbalas oleh-Nya.




Jangan memandang sebelah mata mereka yang saat ini terlarut dalam lalai, karena kita tak pernah tahu, esok atau lusa justru mereka lebih mulia di antara kita. Jangan berhenti berdoa dan saling mengingatan. Jangan pernah pandang sebelah mata mereka yang terbatas ilmunya, karena kita tak pernah tahu, justru merekalah yg paling banyak amalnya diantara kita. Sesungguhnya ilmu tanpa amal bagai petir yang tak menghasilkan hujan. Jangan berhenti untuk belajar dan beramal. Sesungguhnya bukan mata itu yang buta tapi hati yang ada di dalam dada. Selamat melepas pakaian kesombonganmu. Selamat mencintai siapa pun karena Allah.




Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan saudara tanpa harga. Alangkah nikmatnya tautan hati yang terjalin nyaris tanpa kusut, mengalir sempurna ibarat air dari ketinggian, tak peduli panas atau hujan. Walau ia bukan sosok yang sempurna tapi ia akan tetap mengalun sesuai melodinya. Tanpa cela, tanpa noda, tulus dengan ketulusannya serta indah dengan segala keindahannya. Semoga ukhuwah ini tetap terjaga sampai ke jannah-Nya.




Yaa Rabb, sesungguhnya Engkau yang menggerakkan hati mereka untuk mencintaiku, maka kuatkan dan tetapkanlah hatiku agar tak lalai akan cinta-Mu. Yaa Rabb, sesungguhnya Kau yang mengirimkan mereka sebagai pelindungku, maka kuatkan langkahku untuk teguh memegang agama-Mu. Yaa Rabb sesungguhnya Kau yang memberikan waktu untukku, maka ingatkanlah aku bahwa kematian akan datang menemuiku kapan saja. Yaa Rabb, jika malam ini napasku berhembus tak kan ku dustakan cinta-Mu, tak kan ku lalaikan amanah dari-Mu dan tak kan ku siakan waktu dari-Mu. Maka ampuni aku yaa Rabb. Dan jika esok Kau masih berkenan kembali membangunkanku, tolong tegur aku untuk tetap teguh berjuang hanya untuk-Mu.
100 Blog Indonesia Terbaik

Arrahmah.Com

Award Pertama

Isi ini yaa..!!!


ShoutMix chat widget