Saat dunia berdiam diri, hanya menyaksikan tindakan keji Zionis Israel, dan embargo terhadap warga Palestina di Gaza, kini mereka kembali mengalami kekejaman biadab zionis israel
Bumi Palestina sedang merana ...
Bumi para Nabi sedang dicabik-cabik ...
Bumi Isra Mi’raj Nabi SAW sedang dinistakan ...
Bumi yang disucikan sedang dikotori ...
Bumi kota suci ketiga setelah Makkah dan Madinah sedang diinjak - injak ...
Siapakah yang akan menolong..??? Siapakah yang akan membela..??? Siapakah yang akan mengembalikan kesuciannya..???
Itulah negeri yang telah dimerdekakan oleh sang Al-Faruq Umar bin Khattab dan direbut oleh Shalahuddin Al-Ayyubi
Marilah kita menjadi penolongnya, pembelanya dan penerus sang Al-Faruq dan Al-Ayyubi..!!! Demi tegaknya Islam dan kejayaannya. Demi kembalinya kehormatan dan kesucian bumi Allah Palestina, bumi Al-Aqsha yang tercita dan bumi para Anbiya..!!!
Gaza Menangis
Label: Artikel Islami
Akhlak Muslim Adalah Dakwah
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shalih dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri." (Fushilat:33)
Amal nyata lebih berkarya dari kata-kata. Berdakwah kepada Allah, tidak saja mengamalkan ajaran-Nya dan menjauhi segala yang dilarang melainkan lebih dari itu menampilkan diri sebagai seorang Muslim di manapun ia berada, wa qaala innanii minal muslimiin.
Allah SWT mencela orang yang shalatnya tidak mampu mencegah dirinya dari perbuatan keji dan munkar. Apa artinya haji, bolak-balik bila tak peduli pada tetangga. Zakat juga, korupsi juga? Hidup sehari-harinya tidak mencerminkan Islam. Ia tidak merasa berdosa dengan mempertontonkan auratnya di mana-mana, bergandengan tangan dengan wanita bukan istrinya di depan banyak orang, melakukan kemaksiatan, kezhaliman, korupsi, judi, dan perzinaan dengan terang-terangan.
Aneh memang, betapa banyak orang yang KTP-nya tertulis Islam dalam keterangan agamanya. Tapi anehnya, tergila-gila dengan budaya barat. Atau sebaliknya lebih membela adat istiadat yang kental kemusyrikannya. Rumah tangganya jauh dari Islam. Ada perasaan minder ketika mengaku muslim.
Seorang aktivis dakwah sejati selalu bangga dengan identitasnya sebagai seorang muslim. Ia tidak takut menampilkan Islam sebagai pedoman hidup dalam kesehariannya. Sungguh hal ini tidak boleh dianggap enteng. Enggan untuk menampilkan wajah Islam yang sebenarnya adalah krisis yang paling dahsyat ancamannya.
Islam mengajarkan kedisiplinan, kebersihan, dan akhlak mulia, tetapi mengapa santrinya kudisan dan toiletnya jorok. Islam mengajarkan kejujuran, dan ketegasan dalam menegakkan hukum, tetapi budaya kongkalikong dan KKN justru merebak. Padahal Indonesia mayoritasnya umat Islam. Bahkan untuk perjalanan mulia seperti ibadah haji ke tanah suci, masih harus melewati cara-cara kotor.
Ada pengakuan seorang muallaf, ia masuk Islam bukan karena umat Islam melainkan kebenaran Islam. Bahkan ada ungkapan yang sangat terkenal al-Islam mahjuubun bil muslimiin (kebenaran Islam terhalang oleh orang-orang Islam sendiri). Lihat saja kondisi umat Islam sekarang ini, kalau tidak berperang di antara mereka sendiri, mereka dizhalimi oleh pemimpinnya sendiri yang mengaku muslim.
Menampilkan sosok Islam dalam keseharian, dalam rumah tangga, dalam bermasyarakat, dalam berbangsa dan bernegara adalah sebuah keniscayaan. Termasuk perbuatan yang sangat baik dan mulia. Lihatlah mereka yang tergabung dalam anak Punk. Mereka dengan bangga tampil seperti itu. Padahal anting-anting yang ditanam di tubuh mereka sangat berbahaya bagi kesehatan.
Mereka yang berada di jalur kebathilan dengan terang-terangan menampakkan diri. Mereka berpola hidup bukan Islam toh merasa bangga meski masa depannya tidak jelas. Mereka yang memilih jalur di luar Islam mati-matian menjalankan filsafat hidup yang mereka pilih.
Walaa tastawil hasanatu walas sayyi’ah. Benar, tidak akan pernah sama antara kebaikan dan keburukan. Melangkah di jalan dakwah tetap lebih mulia dari kata-kata pencerca yang menghadang dakwah.
Label: Artikel Islami
Mendengarlah..!!!
AIlah, dalam berbagai firman-Nya, memerintahkan pada manusia untuk mendengar. Sekurang - kurangnya, kita dapat menemukan 145 ayat dalam Al-Qur'an, dengan berbagai varian tentang mendengar. Bahkan, dalam banyak firman pula, Allah berkali - kali memperingatkan dengan kalimat yang tegas. "Apakah kamu tidak mendengar?"
Sungguh, mendengar ternyata jauh lebih sulit daripada bicara. Mendengar, tidak saja membuka telinga lebar-lebar dan mempersilakan suara untuk masuk ke dalamnya. Tapi, mendengar juga meminta dan mensyaratkan sesuatu yang mutlak, dan itu adalah diam. Sebab, tak mungkin seorang manusia mampu mendengar secara maksimal jika hasratnya untuk berbicara tak bisa ia kalahkan.
Rasulullah juga demikian. Beliau meminta umatnya untuk berkata baik dan benar atau diam. Artinya, mendengar lebih baik daripada bicara tentang sesuatu yang tak baik, apalagi tak benar.
Tapi hari-hari ini, justru kita mendapat pertunjukan yang sama sekali kontra dengan perintah Allah untuk mendengar dan anjuran Rasul untuk berkata yang baik dan benar. Manusia, seolah saling berlomba untuk berbicara, dan lupa mendengar. Orang – orang bersaing membuat pernyataan, dan telinga mereka sudah lupa apa fungsinya. Begitu juga mereka yang disebut tokoh, saling adu keras suara menyatakan pikiran yang sama sekali belum tentu kebaikannya, pun kebenarannya.
Manusia lupa mengajarkan pada dirinya sendiri tentang kebaikan mendengar. Mereka tak ingat lagi bagaimana caranya mendengar. Bahkan, tanpa sadar, kita tak lagi peduli apa makna telinga. Padahal, jumlah telinga yang dua dan mulut yang hanya satu, adalah isyarat tersendiri dari Sang Pencipta, agar manusia lebih banyak mendengar dan sedikit bicara.
Mendengarlah ...
Begitu banyak suara yang harus kita dengar. Begitu banyak peristiwa yang harus kita dengar. Begitu banyak kesengsaraan yang mengetuk-ngetuk untuk kita dengar. Begitu banyak tangis dan keluh yang harus kita dengar.
Bersabarlah untuk tidak terlalu nafsu berbicara. Sebab, keinginan berbicara selalu mengalahkan kemampuan untuk mendengar. Sebab, setiap kali kita lebih banyak bicara, semakin bertambah kemungkinan bersalah.
Mari belajar mendengar. Karena begitu banyak yang harus kita perhatikan, jauh lebih banyak dari sesuatu yang harus dikomentari. Mari belajar mendengar. Karena kekuatan kita sebagai manusia, kian terasah. Dan kemanusiaan kita kian baik ketika kita membuka telinga lebar-lebar. Tidak untuk masuk telinga kiri dan keluar kanan, tapi untuk menggerakkan hati dan memberikan yang terbaik pada seluruh alam .
Mendengarlah...!!!
Label: Artikel Islami
Dimana Komitmenmu..???
“Afwan ukhti, Afwan akhi ana bisa saja membantu amanah di tim ini tapi ana tidak usah dimasukkan dalam tim ya”
“Akhi, ana banyak amanah di lain jadi untuk di sini saya bantu-bantu saja ya tidak usah dimasukkan dalam tim”
Dua ungkapan menghiris hati yang kian kelu menyaksikan betapa kualitas dakwah kian hari kian menurun. Menginsafi betapa amanah teremban di pundak yang kian lelah. Di sisi lain tak jua bisa dielakkan bahwa dakwah ini tak bisa diistirahatkan meski hanya sekejap.
Lantas, bagaimana mungkin kemenangan akan kita raih bila ternyata komitmen kita (para aktivis dakwah) masih sedemikiannya...???? Jangan - jangan kita penyumbang aset terbesar atas tertundanya kemenangan dakwah yang kita impikan.
Ikhwah fillah ...
Bisa jadi kita tidak menyadari dan menganggap remeh serta sekedar mencari aman dengan ungkapan seperti di atas. Seolah kita merasa tidak terbebani dengan mengungkapkan bahwa kita tidak berada di dalam lingkaran secara langsung. Tapi dengan mengatakan bahwa siap membantu seolah kita adalah orang yang sangat bertanggung jawab.
Padahal...???? Betapa tersimpan satu sikap yang picik dalam ungkapan itu dan betapa terkesan bahwa kita bukan orang yang bisa bertanggung jawab atas amanah. Kita hanya mau mengekor tanpa mau memegang kendali amanah tersebut.
Melemahnya komitmen ...
Gambaran yang sangat jelas membuat semakin ketir hati bahwa kehancuran dakwah seolah di depan mata dan yang paling menyakitkan bahwa penyumbang terbesar kehancuran itu adalah dari para aktivis dakwah sendiri. Tak jarang waktu - waktu kegiatan yang kita agendakan harus mundur setengah sampai satu jam lantaran belum ada yang nongol, sampai-sampai panitia sekalipun. Naudzubillah. Entah virus apa yang tengah menghinggapi setiap benak ikhwah aktivis kita kali ini.
Tak bisa mengharap kemenangan ...
Bagaimana malunya kita kepada Allah untuk menengadahkan tangan memohon kemenangan sementara komitmen kita terhadap dakwah ini sedemikian lemah. Tidakkah kita merasa malu atas apa yang kita pinta...????
Komitmen yang melemah ...
Sampai kapan.....?????????????
Label: Artikel Islami
Tingkatkan Taat di 10 Awal Dzulhijjah
Tak terasa, kita sekarang sudah memasuki bulan mulia, bulan di dalamnya ada lebaran haji dan kurban, yaitu bulan Dzulhijjah.
Dan sepuluh hari di awal bulan ini adalah merupakan jenak - jenak waktu yang sangat berharga bagi siapa saja yang menghendaki rahmat Allah SWT, karena hari - hari ini lebih afdhol dibandingkan hari - hari setahun lainnya secara mutlak.
Allah SWT dalam Al Qur'an telah bersumpah dengan malam - malam sepuluh hari awal bulan ini, hal ini membuktikan bahwa waktu ini sangatlah istimewa, memiliki keutamaan yang besar di sisi Allah swt, adalah hari - hari untuk meningkatkan amal shaleh, dan karena itu mendapatkan apresiasi yang besar dan balasan yanng melimpah dari sisi Allah SWT Allah berfirman:
"Demi fajar. Dan malam yang sepuluh. Dan yang genap dan yang ganjil." QS. Al Fajr:1-3
"Empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW : "Puasa hari Asyura, Puasa 1-8 zulhijjah, 3 hari tiap bulan dan dua rakaat sebelum fajar." Imam Ahmad, Abu Daud dan Nasa’i.
Dari Ibni Abbas ra bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada amal yang lebih dicintai Allah dari hari ini, (yaitu 10 hari bulan Zulhijjah).” Mereka bertanya, “Ya Rasulullah SAW dibandingkan dengan jihad fi sabilillah?” “Meskipun dibandingkan dengan jihad fi sabililllah.” Riwayat Jamaah kecuali Muslim dan Nasa’i.
Pada hari-hari ini ada momentum yang sangat berharga, yaitu hari Arafah, siapa yang melaksanakan shaum sunnah pada waktu tersebut, maka dosanya akan diampuni satu tahun yang telah lewat dan satu tahun yang akan datang.
“Rasulullah SAW ditanya tentang shaum hari Arafah, beliau menjawab: “Shaum Arafah menghapus dosa satu tahun yang telah lewat dan satu tahun yang akan datang.” Imam Muslim dalam sahihnya.
Hari-hari ini merupakan puncak prosesi ibadah haji, waktu-waktu mahal bagi seseorang yang melaksanakan ibadah ke tanah suci. Rasulullah SAW :
“Haji mabrur tiada balasan baginya kecuali surga. Dan dua umrah atau antara umrah satu dengan umrah berikutnya, menghapus kesalahan antara keduanya.” Imam Ahmad dalam musnadnya.
Di antara hari-hari inilah ada yang disebut dengan “Al Hajjul Akbar”, yaitu hari penyembelihan, penyembelihan hewan kurban yang hukumnya sunnah mu’akkadah, sunnah yanng sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad saw. dilaksanakan setelah shalat Idul Adha pada tanggal 10 Dzulhijjah dan dilanjutkan pada hari ketiga berikutnya, 11,12, dan 13 Dzulhijjah, yang dikenal dengan “ayyamun nahr” (hari - hari penyembelihan).
“Barangsiapa memiliki kelapangan riski, namun tidak menyembelih hewan kurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami.” Imam Ahmad dan Ibnu Majah.
Allahu a’lam
Label: Artikel Islami