Perjalanan hidup manusia tak ubahnya bagaikan kisah penyelam mutiara.
Seorang penyelam mutiara, dalam melaksanakan tugasnya selalu di bekali dengan tabung oksigen yang terpasang di punggungnya, pada saat terjun ke laut, ia punya tekat yang sangat bulat untuk mencari tiram mutiara sebanyak-banyaknya.
Tetapi begitu sampai di dasar laut, pemandangan dasar laut membuat si penyelam terpesona, hingga ia lupa pada tugas semula, untuk mencari tiram mutiara yang berada jauh di dasar laut.
Hingga pada suatu ketika. Dia terkejut manakala disadarinya oksigen yang berada di tabungya tinggal sedikit lagi.
Timbullah rasa takutnya, tak terbayangkan kemarahan majikannya kelak bila ia tidak mendapatkan tiram mutiara yang diinginkannya, seraya dengan tergopoh - gopoh ia pun berusaha tiram mutiara di sekitarnya, namun sayang kekuatan fisiknya semakin melemah, energinya terkuras habis hanya untuk menikmati keindahan alam bawah laut.
Akhirnya isi tabung oksigenya pun benar - benar kosong, mau tidak mau ia pun harus segera muncul kepermukaan, malangnya lagi karena tergesa-gesa ia tidak sempat mengikat kantongnya dengan baik, sehingga ketika dalam perjalanan muncul kepermukaan, tiram mutiara yang susah payah didapatnya, jatuh berhamburan, dan tumpah kembali ke dasar laut.
Sesampai di permukaan, sang majikan telah menunggu, dan begitu melihat isi kantong mutiara itu tidak berisi mutiara sama seperti yang ia harapkan, maka wajahnya pun berubah menjadi beringas, tumpahlah caci makinya dan saat itu pula dipecatnya si penyelam tanpa pesangon sedikitpun.
Bayangkan bagaimana gundahnya perasaan si penyelam???
Dengan penuh penyesalan, si penyelam berusaha mendapatkan kesempatan ulang untuk menyelam lagi, ” Tuan, ijinkanlah aku menyelam lagi, aku akan mencai tiram sebanyak - banyaknya untukmu!” namun sang majikan menolaknya.
Kisah ini sangat mirip dengan perjalanan hidup manusia di dunia.
· Tabung oksigen adalah lambang jatah umur manusia
· Tiram mutiara adalah pahala yang harus kita kumpulkan
· Tiram mutiara yang tumpah, menggambarkan pahala yang hilang karena riya’
· Keindahan yang ada di bawah laut adalah lambang godaan-godaan kenikmatan duniawi
Mari kita introspeksi diri.
Sudah cukupkah tiram mutiara yang kita peroleh..??? Sehingga apabila suatu saat kita harus benar - benar muncul kepermukaan menemui majikan kita, Allah swt dengan ridha menerima kita.
"Tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main - main, sesungguhnya akhirat itulah yang sebenar - benarnya kehidupan." (Al - Ankabut : 64)
Belajar Dari Penyelam Mutiara
Diposting oleh
Ratna '08
Sabtu, 03 Januari 2009
Label: Artikel Islami , Uswah
3 komentar:
nice posting, semoga Allah senantiasa memberikan kita hidayah dan memberi kemampuan untuk menghindari fitnah dunia, jazakallah
jagalah 5 sebelum datangnya 5..
postingannya bagus, rat
ta' kopi paste ya... umur memang bagaikan kembang api yang disulut...selalu terus berkurang, dan suatu saat pasti akan habis...
mumpung masih muda, ada baiknya kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya..
jadi ingat, ada temen saya yang nasihatin ke saya selepas sholat magrib,
"dra, bersyukur kita ini masih muda, coba lihat (seraya menoleh ke arah orang tua), mereka rajin kemesjid karena mereka menyadari usianya tidak lama lagi, nah coba lihat (seraya menoleh ke arah anak-anak), mereka berangkat ke mesjid karena mereka disuruh oleh orang tuanya..nah coba lihat diri kita...kita ini berangkat ke mesjid bukan karena alasan seperti mereka, tapi karena kita menyadari bahwa kita adalah muslim yang tangguh, hamba Allah yang senantiasa takut akan Allah walaupun dihadapan kita disodorkan gemerap dunia remaja seusia kita..."...
Posting Komentar