AIlah, dalam berbagai firman-Nya, memerintahkan pada manusia untuk mendengar. Sekurang - kurangnya, kita dapat menemukan 145 ayat dalam Al-Qur'an, dengan berbagai varian tentang mendengar. Bahkan, dalam banyak firman pula, Allah berkali - kali memperingatkan dengan kalimat yang tegas. "Apakah kamu tidak mendengar?"
Sungguh, mendengar ternyata jauh lebih sulit daripada bicara. Mendengar, tidak saja membuka telinga lebar-lebar dan mempersilakan suara untuk masuk ke dalamnya. Tapi, mendengar juga meminta dan mensyaratkan sesuatu yang mutlak, dan itu adalah diam. Sebab, tak mungkin seorang manusia mampu mendengar secara maksimal jika hasratnya untuk berbicara tak bisa ia kalahkan.
Rasulullah juga demikian. Beliau meminta umatnya untuk berkata baik dan benar atau diam. Artinya, mendengar lebih baik daripada bicara tentang sesuatu yang tak baik, apalagi tak benar.
Tapi hari-hari ini, justru kita mendapat pertunjukan yang sama sekali kontra dengan perintah Allah untuk mendengar dan anjuran Rasul untuk berkata yang baik dan benar. Manusia, seolah saling berlomba untuk berbicara, dan lupa mendengar. Orang – orang bersaing membuat pernyataan, dan telinga mereka sudah lupa apa fungsinya. Begitu juga mereka yang disebut tokoh, saling adu keras suara menyatakan pikiran yang sama sekali belum tentu kebaikannya, pun kebenarannya.
Manusia lupa mengajarkan pada dirinya sendiri tentang kebaikan mendengar. Mereka tak ingat lagi bagaimana caranya mendengar. Bahkan, tanpa sadar, kita tak lagi peduli apa makna telinga. Padahal, jumlah telinga yang dua dan mulut yang hanya satu, adalah isyarat tersendiri dari Sang Pencipta, agar manusia lebih banyak mendengar dan sedikit bicara.
Mendengarlah ...
Begitu banyak suara yang harus kita dengar. Begitu banyak peristiwa yang harus kita dengar. Begitu banyak kesengsaraan yang mengetuk-ngetuk untuk kita dengar. Begitu banyak tangis dan keluh yang harus kita dengar.
Bersabarlah untuk tidak terlalu nafsu berbicara. Sebab, keinginan berbicara selalu mengalahkan kemampuan untuk mendengar. Sebab, setiap kali kita lebih banyak bicara, semakin bertambah kemungkinan bersalah.
Mari belajar mendengar. Karena begitu banyak yang harus kita perhatikan, jauh lebih banyak dari sesuatu yang harus dikomentari. Mari belajar mendengar. Karena kekuatan kita sebagai manusia, kian terasah. Dan kemanusiaan kita kian baik ketika kita membuka telinga lebar-lebar. Tidak untuk masuk telinga kiri dan keluar kanan, tapi untuk menggerakkan hati dan memberikan yang terbaik pada seluruh alam .
Mendengarlah...!!!
Mendengarlah..!!!
Diposting oleh
Ratna '08
Selasa, 09 Desember 2008
Label: Artikel Islami
1 komentar:
mari kita gunakan telinga kita untuk mendengar hal hal yang berguna...
http://fajrifm.com streaming radio dakwah islam, insya Alloh sarana yang baik untuk di dengarkan
Posting Komentar