Masalah akan selalu ada, itu pasti. Karena hidup ini sesungguhnya, hanyalah perpindahan dari satu masalah kepada masalah yang lain. Lapar adalah masalah, maka kita harus mencari makanan untuk menghilangkan rasa lapar. Kantuk adalah masalah, maka kita harus tidur untuk melepaskan rasa kantuk. Lelah adalah masalah, maka kita harus beristirahat agar kita bisa semangat lagi dalam bekerja. Begitulah seterusnya.
Masalah, bagi orang yang selalu melihat sesuatu dengan kacamata negatif adalah beban, kesulitan, pesimisme. Tapi bagi orang yang yang memiliki kepedulian dan sensifitas memberi, masalah adalah tantangan. Masalah adalah motivasi. Masalah adalah optimisme. Mengapa? Karena masalah tidak hanya menyimpan petaka, tetapi juga dia menyediakan ruang yang luas untuk memberi, berkontribusi, agar ada maslahat yang diciptakan. Karena itu, masalah harus dilihat dari banyak sisi agar ia bisa diubah menjadi kekuatan.
Rasulullah pernah mengingatkan kita, “Perumpamaan orang yang menjaga dan menerapkan peraturan Allah seperti kelompok penumpang kapal yang mengundi tempat duduk mereka. Sebagian mereka mendapat tempat di bagian atas, dan sebagian yang lain di bagian bawah. Penumpang bagian bawah, jika mereka membutuhkan air, maka harus berjalan melewati bagian atas kapal. Maka mereka pun berujar, “Bagaimana jika kami lubangi saja bagian bawah kapal ini (untuk mendapatkan air), toh hal itu tidak akan menyakiti orang yang berada di bagian atas.” Jika kalian biarkan mereka berbuat menurut keinginan mereka itu, maka binasalah mereka dan seluruh penumpang kapal itu. Tetapi jika kalian cegah mereka, maka selamatlah mereka dan seluruh penumpang yang lain.”
Kapal bisa saja tenggelam jika orang yang ada di bagian bawah kapal melubangi kapal untuk mendapatkan air. Hal itu tidak akan terjadi jika orang yang di bagian atas kapal mengetahui kebutuhan orang yang berada di bagian bawah kapal.
Karena itulah kita perlu memberikan kontribusi dengan kemampuan dan keahlian kita, pada satu masalah yang memang kita mengerti. Sebab, mencampuri masalah yang tidak kita mengerti, bukan saja tidak akan selesai tapi mungkin justru akan membuatnya semakin rumit. Rasulullah sendiri telah menegaskan, bahwa jika sebuah urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka yang akan terjadi adalah kehancuran. Maka, cukuplah sabda Rasulullah itu sebagai panduan, agar kita tidak memperparah masalah yang ada dengan memberikan komentar-komentar yang salah bahkan menyesatkan.
Wa Allahu ‘Alam Bis Showab
Mengubah Masalah Menjadi Energi
Diposting oleh
Ratna '08
Rabu, 11 Februari 2009
Label: Artikel Bebas , Artikel Islami
2 komentar:
masalah mewarnai hidup. klo hidup ga ada masalah, bukan hidup. masalah tuk dipecahkan, pikirkan solusinya, bukan mikirin gede ato kecilnya masalah.
nice post, na
sala satu bentuk ujian dari Alloh adalah masalah, dengan adanya masalah akan mampu meningkatkan kualitas kita di sisiNya.. sebuah pandangan yang sangat mencerahkan..nice posting!
Posting Komentar